ALDI-PROGRAM KEMITRAAN
PROGRAM
KEMITRAAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
Oleh: Drs. ALDI
MAWARDI
Pengawas SMP/SMA Dinas Pendidikan Kota Jambi
Pada tahun 2009 ini,
pemerintah pusat melalui Direktorat Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK)
Depdiknas, meluncurkan program kemitraan Kepala SD dan SMP Angkatan III di 5
(lima) provinsi, yaitu: Nangroe Aceh Darussalam, Jambi, Kalimantan Selatan,
Bangka Belitung, dan Gorontalo. Provinsi Jambi mendapat jatah 42 SD dan SMP
yang terdiri dari: 7 SD maju dan 14 SD yang belum maju dan 7 SMP maju dan 14
SMP yang belum maju.
Dengan demikian, sekolah dalam Provinsi
Jambi yang dilibatkan dalam program kemitraan ini ada 42 sekolah yang tersebar
di 7 Kabupaten/Kota, yaitu: Kota Jambi, Kab. Tanjabbar, Kab. Bungo, Kab.
Kerinci, Kab. Muaro Jambi, Kab. Batanghari, dan Kab. Tebo. Kota Jambi misalnya,
untuk jenjang SMP melibatkan SMP Negeri 7 Kota Jambi sebagai sekolah pengimbas
dan SMPN 14 dan 15 Kota Jambi sebagai sekolah imbas. Untuk jenjang SD
melibatkan SD N 28/IV sebagai sekolah pengimbas dan SDN 18/IV dan 97/IV sebagai
sekolah imbas.
Ada beberapa pertanyaan yang muncul sehubungan dengan judul tulisan di
atas, diantaranya: (1) Apakah yang dimaksud dengan program kemitraan itu? (2)
Apa latar belakang dilaksanakan program kemitraan? (3) Apa tujuan dan
sasarannya? (4) Apakah hasil yang diharapkan dari kegiatan ini? (5) Bagaimanakah
tahap kegiatannya? (6) Apa saja ruang lingkup kegiatannya? (7) Siapa saja yang
terlibat dalam kegiatan tersebut? Dan (8) Apa saja kendala-kendala yang
dihadapi serta upaya mengatasinya. Tulisan singkat berikut ini mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Program kemitraan adalah suatu program
peningkatan mutu pendidikan sekolah yang dilakukan melalui kegiatan pertukaran
pengetahuan dan pengalaman di antara dua sekolah atau lebih. Sekolah-sekolah
yang dianggap belum maju (sekolah adik) dimitrakan dengan sekolah-sekolah yang
sudah maju (sekolah kakak). Dengan demikian sekolah yang telah maju dapat
mengimbaskan dan pengetahuan dan pengalamannya kepada sekolah yang belum maju
yang menyangkut dengan sistem pembelajaran, manajemen, dan pemberdayaan
masyarakat.
Ada 3 (tiga) alasan
diluncurkannya program kemitraan. Pertama, belum meratanya mutu pendidikan di tanah air. Masih
adanya kesenjangan mutu sekolah antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa,
kesenjangan antara sekolah di kota dan di desa, dan kesenjangan antara sekolah
negeri dan swasta. Kedua, masih rendahnya aspek leadership dan
manajemen pada satuan pendidikan. Masih banyak sekolah yang lemah dari segi leadership
dan manajemen, misalnya belum adanya perencanaan pengembangan sekolah berupa
renstra sekolah dan program tahunan, SOTK sekolah dan mekanisme kerja serta
pemberdayaan SDM, administrasi sekolah, pengelolaan dokumen sekolah, data, dan
statistic, instrument pengendalian program sekolah dan pengelolaan transparan,
dan pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sekolah yang belum optimal. Ketiga, program kemitraan dimaksudkan
dalam rangka akselerasi (percepatan) mutu pendidikan.
Tujuan dan hasil yang diharapkan melalui program
kemitraan ini adalah: (1) para kepala sekolah peserta kemitraan memiliki
pengetahuan, sikap, dan keterampilan manajerial yang handal yang memungkinkan
untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan efisien, (2) Terjadi proses
pengimbasan pengetahuan da pengalaman manajerial dari kepala sekolah maju
kepada kepala sekolah yang belu maju, (3) terjadi peningkatan kinerja
manajerial di kalangan kepala sekolah yang belum maju sehingga dapat mendorong
terjadinya pengingkatan mutu pendidikan di sekolahnya, baik mutu proses maupun
mutu hasil. Jadi, hasil yang diharapkan dari kegiatan program kemitraan ini
adalah terjadinya peningkatan kinerja manajemen oleh kepala sekolah,
peningkatan mutu proses belajar mengajar dan mutu lulusan, serta meningkatnya
kinerja mengajar di kalangan guru-guru.
Ruang lingkup kegiatan program kemitraan ini
seperti sudah disinggung pada awal tulisan ini adalah: Sistem pembelajaran yang mencakup: rencana dan persiapan program
pembelajaran, model pembelajaran, sumber belajar yang digunakan dan dimiliki,
penialain hasil belajar, analisis hasil belajar, dan proses pengambilan
keputusan pencapaian hasil belajar siswa.
Sistem manajemen yang mencakup:
perencanaan pengembangan sekolah berupa
renstra sekolah dan program tahunan, SOTK sekolah dan mekanisme kerja serta
pemberdayaan SDM, administrasi sekolah, pengelolaan dokumen sekolah, data, dan
statistic, instrument pengendalian program sekolah dan pengelolaan transparan,
pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sekolah secara optimal, proses
pengambilan keputusan demoktatis dan akomaodatif semua pihak. Sedangkan sistem pemberdayaan masyarakat
mencakup: system manajemen informasi
yang memungkinkan asyarakat luas mengakses kegiatan sekolah, sosialisasi upaya
pengembangan sekolah terhadap masyarakat, model partisipasi masyarakat terhadap
sekolah, status social ekonomi orang tua siswa, pola hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan enteurprenership untuk menjaring kontribusi masyarakat.
Adapun tahap-tahap kegiatan program
kemitraan yang diikuti oleh sekolah pengimbas dan sekolah imbas adalah sebagai
berikut:
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan
bahwa tahap kegiatan program kemitraan diawali dengan:
a.
Workshop pembekalan yang
dihadiri oleh kepala sekolah pengimbas, sekolah imbas, dan pengawas sekolah.
Dalam workshop ini disusun Rencana On jop training (OJT) = magang dan aspek
mana saja yang mau dimagangkan pada sekolah pengimbas. (telah dilaksanakan
15-16 April 2009)
b.
Setelah itu dilanjutkan dengan
OJT (magang) oleh sekolah imbas ke sekolah pengimbas yang dilaksanakan selama 4 hari kerja dengan
cara: (1) mengamati objek dan peristiwa seperti: ruang kelas, fasilitas belajar,
pengelolaan SDM, pengelolaan perpustakaan, laboratorium, ekstrakurkuler, dll.
(2) mencermati berbagai dokumen atau naskah yang terkait dengan
pelaksanaan manajemen sekolah seperti:
renstra, program kerja, proposal kegiatan, notulen rapat, RAPBS, dll. (3)
Berpartisipasi dalam berbagai aktivitas atau peristiwa seperti mengikuti rapat
guru, rapat komite, upacara bendera, dll. (4) mengambil/menggantikan sebagaian
peran kepala sekolah, seperti: memimpin rapat. (5) berdialog dan atau
berdiskusi tentang hal yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen sekoalah,
baik dengan kepala sekolah, guru, siswa, komite, orang tua siswa, dan lain-lain
(dilaksanakan bulan awal Mei 2009)
c.
Setelah sekolah pengimbas
melaksanakan OJT (magang) di sekolah pengimbas, maka langkah berikutnya adalah
workshop hasil OJT. Dalam workshop ini disusun rencana tindak yang akan
dilaksanakan selama kegiatan kemitraan. (dilaksanakan pada tanggal 18 -19 Mei
2009)
d.
Langkah berikutnya adalah mengimplementasikan
pengalaman yang diperoleh selama OJT di sekolah imbas. Sekolah menerapkan
hal-hal yang positif dari sekolah imbas yang mencakup system pembelajaran,
manajmen dan partisipasi masyarakat. Untuk implementasi disediakan waktu bagi
sekolah pengimbas selama dua bulan. (Juli dan Agustus 2009). Jadi, kegiatan
program kemitraan saat ini sudah pada tahap implementasi.
e.
Setelah semua kegiatan
dilaksanaakan sesuai dengan rencana tindak, maka itu sekolah membuat laporan
akhir implementasi dari rencana tindak dan diakhiri dengan seminar di tingkat
Nasional pada tanggal 25-27 Agustus 2009.
Pertanyaan berikut yang perlu dijawab adalah
siapa saja yang telibat dalam program kemitraan ini? Secara umum yang teribat
adalah sekolah imbas (kakak) dan sekolah pengimbas (adik) sedangkan untuk
masing-masing sekolah terlibat kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, TU,
komite sekolah, dll. Dengan demikian keberhasilan program kemitraan ini sejauh
mana pihak yang teribat memainkan dalam menyukseskan program kemitraan. Untuk
itu diperlikan keterbukaan masing-msing pihak untuk menunjukkan kelebihannya
dan tidak menutup mata untuk kekurangannya.
Kendala dan Upaya Mengatasinya
Dalam
pelaksanaannya program kemitraan ini sudah barang tentu mengalami kendala. Kendala
tersebut bisa datang dari kepala sekolah, guru, siswa, atau komite sekolah
pengimbas maupun sekolah imbas. Pertama,
ada kalanya sekolah penimbas tidak mau terbuka dalam upaya pencapaian
keberhasilan. Sebaliknya sekolah imbas juga kurang optimal dalam memanfaatkan
waktu yang tersedia. Untuk itu perlu keterbukaan kedua belah pihak, baik
kepsek, guru, TU, maupun komite sekolah. Kedua,
belum tentu pengalaman yang diperoleh oleh sekolah imbas selama OJT di sekolah
pengimbas, bisa diterapkan di sekolah imbas mengingat situasi dan kondisi
sekolah yang berbeda. Untuk itu perlu diseleksi program mana saja yang cocok
dan bisa dilaksanakan di sekolah imbas. Ketiga,
mengingat jadwal kegiatan masing-masing sekolah berbeda, maka untuk menetapkan
waktu yang tepat untuk OJT akan
mengalami kesulitan. Untuk me masing-masing pihak harus duduk bersama untuk
menentukan waktu yang tepat dalam melaksanakan OJT (magang) yang tida
mengganggu KBM baik di sekolah kakak maupun sekolah adik. Keempat, terbatasnya dana yang disediakan oleh pemerintah pusat
melalui block grant bisa menjadi hambatan
karena bagi sekolah pengimbas sangat banyak hal yang harus dibenahi setelah
mengadakan magang di sekolah pengimbas. Untuk mengatasi kendala-kendala
tersebut peranan pengawas pembina yang dilibatkan dalam program kemitraan ini
sangat penting untuk menjembatani hambatan baik yang datang dari sekolah
pengimbas maupun sekolah imbas.
Simpulan dan Saran
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa program kemitraan adalah suatu program upaya
meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan pertukaran pengetahuan dan
pengalaman antara sekolah yang sudah
maju (sekolah kakak) dengan sekolah yang belum maju (sekolah adik). Pertukaran
pengetahuan dan pengalaman itu meliputi: sistem pembelajaran, manajemen, dan
perberdayaan masyarakat. Keberhasilan program ini sangat tergantung pada
partisipasi dan komitmen kepala sekolah, guru, TU, komite sekolah kedua belah
pihak. Mengingat program ini sangat baik
untuk percepatan peningkatan mutu pendidikan dan terbatasnya dana dari pusat,
maka sebaiknya Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota untuk menganggarkan dana untuk program kemitraan ini, sehingga
jangkauan program ini lebih luas dan lebih banyak sekolah yang terjangkau
dengan program ini. (Sumber: Diktat dan
Panduan Workshop Program Kemitraan 2009)
*****
BIODATA PENULIS
Nama : Drs.
Aldi Mawardi
TTL : Payakumbuh, 16–12–1958
Jabatan : Pengawas
SMA Dinas Pendidikan Kota Jambi
Pendidikan : Sarjana
(1990) Bahasa Indonesia UT (Sedang kuliah pada program Magister Teknologi PendidikanUniversitas
Jambi)
Alamat : Jl.
Radja Yamin (Gotong Royong) No. 40 Rt 29 Kel. Selamat,
Kec. Telanaipura,
Kota Jambi
Telepon/Hp : 0741-65455
/ 08127430743
E-mail : aldimawardi@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar